Minggu, 27 September 2009

BETLEHEM

BETLEHEM
Kota BersejarahBetlehem adalah sebuah kota mungil di Yudea. Dalam bahasa Arab, nama Betlehem diartikan “rumah daging”, tetapi dalam bahasa Ibrani, artinya “rumah roti”. Untuk pertama kalinya kota ini disebut dalam Kitab Kejadian 35:19 sehubungan dengan Rahel, istri Yakub ; “Setelah Rahel meninggal, ia dikuburkan di sisi jalan yang menuju ke Efrata, yang sekarang bernama Betlehem”. Dari kota ini berasal Raja Daud (1 Sam 17:12) yang melalui Nabi Natan menerima janji Allah mengenai kedatangan Mesias; “Untuk selama-lamanya seorang dari keturunanmu akan memerintah sebagai raja (2 Sam 7:16).Janji ini terlaksana dalam diri Yesus Kristus yang juga lahir di Betlehem. Ketika Kaisar Agustus mengadakan sensus penduduk di seluruh kekaisarannya, Maria dan Yosef berangkat dari Nazaret ke Betlehem, karena mereka berdua adalah keturunan Daud, jadi harus mendaftarkan diri di tempat asalnya. " Ketika mereka disitu tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan kain lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat lain bagi mereka di rumah penginapan" (Luk 2 : 6-7). Di masa kini, Betlehem didiami oleh orang-orang Arab beragama Kristen. Banyak di antara mereka menyibukkan diri dengan produksi berbagai benda agama yang dijual sebagai souvenir di seluruh Israel.
Halaman dan tembok utama Basilika KelahiranPara peziarah harus melewati sebuah halaman luas dan cukup panjang untuk sampai ke Basilika Kelahiran yang bagian luarnya tampak mirip sebuah benteng. Basilika itu diapit oleh tiga biara : Katolik (OFM), Ortodoks Yunani dan Ortodoks Armenia. Dahulu kala ada 3 pintu masuk ke dalam basilika, tetapi sekarang tinggal 1 pintu saja, lagi pula rendah sekali. Tinggi pintu ini atas persetujuan wakil semua agama yang memelihara tempat suci ini, untuk pertama kali direndahkan dengan sengaja semasa Perang Salib, dan untuk kedua kalinya semasa serangan-serangan tentara Turki (abad XVII), agar musuh jangan sampai memasuki gereja dengan kuda-kudanya. Kenyataan historis ini diperindah dengan sebuah interpretasi saleh : "untuk memasuki basilika, para peziarah harus merendahkan diri, Sabda Allah telah menjadi seorang anak kecil bagi manusia, maka manusia pun harus berusaha menjadi kecil di hadapan Allah". Para penghuni Betlehem menamakan pintu ini sebagai "pintu kerendahan hati" karena orang harus tunduk merendahkan diri untuk melaluinya.
Sejarah Basilika Kelahiran YesusTempat kelahiran Yesus diingat baik-baik oleh para penduduk Betlehem, sehingga mereka menghormatinya turun temurun. Namun demi menghina agama Kristen, di tempat itu pada tahun 135, Kaisar Hadrianus mendirikan sebuah kuil dewa Adonis. Gereja pertama di Betlehem didirikan pada awal abad IV (tahun 326) atas prakarsa Kaisar Konstantinus dan ibunya, Helena, setelah terlebih dahulu kuil Adonis itu dirubuhkan.
Pada tahun 529, sebagian Basilika Kelahiran dihancurkan oleh orang-orang Samaria yang memberontak terhadap pemerintahan Kristen Bizantium. Pada tahun 570 basilika direnovasi dan diperluas oleh Kaisar Yustinianus. Pada dasarnya, bangunan ini bertahan sampai sekarang. Waktu Persia menyerang Tanah Suci (tahun 614), semua gereja dan tempat suci Kristen dihancurkan, tetapi Basilika Kelahiran luput, karena tentara Persia melihat pada tembok utamanya sebuah gambar dengan tiga orang Majus yang menyembah Yesus. Berdasarkan pakaian para majus itu, tentara Persia mengakui mereka sebagai warga negaranya sendiri.
Tembok-tembok basilika aslinya dihiasi dengan mosaik-mosaik indah, tetapi sekarang tinggal sisanya saja. Di sebelah kanan basilika terdapat gambar silsilah Yesus Kristus, sedangkan di sebelah kirinya ada gambar ekaristi yang bersumber pada Yesus. Di lantai utama basilika, di tempat yang sedikit lebih rendah dari permukaan lantai, dapat dilihat sisa mosaik yang berasal dari zaman Konstantinus.
*) Sumber : Nazarinus.com, ziarahisrael.blogspot.com.

TAMAN GETSEMANI




Getsemani, dalam bahasa Ibraninya “Gat Shemanim” yang artinya Kilang Minyak Zaitun terletak di kaki Bukit Zaitun. Keaslian bentuk dan suasana dari Taman Getsemani masih ukup dipertahankan sampai saat ini, meskipun kota Jerusalem yang berhadapan dengannya telah berulangkali mengalami penghancuran dan pembangunan kembali. Menurut Injil Lukas, pada waktu kunjungannya yang terakhir ke Yerusalem, “Pada siang hari Yesus mengajar di Bait Allah dan pada malam hari Ia keluar dan bermalam di gunung yang bernama Bukit Zaitun” (Luk 21:37). Jadi, dengan meyeberangi Kidron, Yesus mendaki lereng Bukit Zaitun untuk mencari tempat penginapan di rumah keluarga sahabatnya di Betania (bdk. Mat 21:17) ataupun pergi langsung ke Getsemani yang kiranya menjadi milik salah seorang muridnya. Lukas mencatat dalam Injilnya, bahwa sehabis Perjamuan Terakhir, “Lalu pergilah Yesus keluar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun” (Luk 22:39), sedangkan Yohanes menulis bahwa : “Yudas, yang menghkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya” (Yoh 18:2).
Ke taman inilah Yesus pergi berdoa setelah makan Perjamuan Terakhir bersama muridNya. Dan di taman inilah Yesus menjalani masa terakhir kehidupanNya di dunia dan mengalami rasa takut yang luar biasa layaknya manusia biasa, namun Ia menerima dengan pasrah kehendak BapaNya di Surga untuk menderita dan mati di Salib untuk menanggung segala dosa umat manusia. Dulu seluruh Getsemani dikelilingi tembok yang disusun dari batu-batu. Taman itu penuh dengan pohon-pohon zaitun.
Ada pula sebuah gua yang dipakai untuk bermalam serta peralatan untuk memproduksi minyak. Pada malam menjelang wafatnya, Yesus memasuki Getsemani dan menyuruh para rasulnya menunggu di gua, katanya, “Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa” (Mat 26:36). Pada malam itu, Yesus mengalami sejenis sakratulmaut yang dahsyat. Ia berdoa : “Ya Bapa-ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan in dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi”(Luk 22:42). Peristiwa ini digambarkan di atas altar utama Gereja Getsemani.
Karena sangat tertekan, Yesus didatangi seorang malaikat yang menguatkannya. Ia sangat menderita secara batin sehingga ia makin sungguh-sungguh berdoa. Keringatnya seperti darah menetes ke tanah (Luk 22:42-44). Menurut laporan Eteria yang berziarah ke Tanah Suci pada abad IV, di kaki Bukit Sion sejak dahulu ada sebuah gereja di tempat Yesus berdoa. Gereja kedua berdiri di tempat adanya gua. Tidak jauh dari gua itu Yesus didatangi Yudas yang menciumnya. Sesudah itu Yesus ditangkap dan dibawa kepada Mahkamah Agama Yahudi. Pada saat ini di Taman Getsemani ada delapan pohon zaitun yang sudah sangat tua sekali.
Taman GetsemaniDi Taman Getsemani masa kini masih ada 8 pohon zaitun yang sudah sangat tua usianya. Diperkirakan umurnya sudah lebih dari 3000 tahun. Jadi dapat dipastikan bahwa pada saat Yesus berdoa menghadapi sakrat mautNya di Taman ini pada hari "Kamis Malam", pohon-pohon tersebut sudah ada disana dan menjadi saksi akan perstiwa tersebut. Ke delapan pohon zaitun tersebut masih tetap berbuah sampai saat ini. Perlu juga diketahui bahwa pohon zaitun itu tidak pernah mati kecuali akarnya dibakar. Para peziarah abad XIII dan XIV menyebut taman ini sebagai Ladang Bunga atau Taman Bunga. Setelah taman ini dikuasai oleh orang-orang Islam, tanahnya dibagi-bagi menjadi banyak kavling kecil.
Para peziarah Kristen zaman dulu membeli di sini buah-buahan atau daundaun zaitun ataupun bunga-bunga yang tumbuh di taman ini. Baru sejak tahun 1666 taman itu menjadi milik ordo OFM, lalu keseluruhannya dikelilingi tembok.
*) Sumber : Nazarinus.com, ziarahisrael.blogspot.com.

YERUSALEM



Gerbang-gerbang Kota JerusalemYerusalem sekarang dihuni oleh kurang lebih 500 ribu orang dan terbagi atas Kota Lama dan Kota Baru. Di Kota Lama terdapat delapan pintu gerbang megah. Yang terbesar dan yang dianggap terindah ialah Gerbang Damaskus, di sebelah utara Kota Lama, karya Sulaiman pada tahun 1542. Ia mendirikannya di atas fundamen gerbang terdahulu, dari zaman Roma. Inilah gerbang yang paling ramai dilewati pada masa kini. Gerbang Baru, di sebelah utara, dibuka pada tahun 1887 sebagai sarana penghubung antara bagian Kristen dan lembaga-lembaga Katholik di luar tembok kota. Gerbang Jaffa membuka jalan ke arah pelabuhan Jaffa. Gerbang Sion, di sebelah selatan, menghubungkan bagian Armenia dengan Gunung Sion, di mana terletak Ruangan Perjamuan Terakhir. Gerbang Sampah terletak dekat Tembok Ratapan. Di bawahnya mengalir air buangan menuju Lembah Kidron. Gerbang Emas mengarah ke halaman Bait Suci dari sebelah timur; nama lainnya : Gerbang Belaskasih. Menurut tradisi yang dikenal sejak abad VII, Yesus bersama para rasulnya memasuki Yerusalem dengan meriah melalui gerbang ini. Peristiwa tersebut diperingatkan kini sebagai Minggu Palem. Di dekat gerbang ini (yang dahulunya bernama Pintu Indah) Rasul Petrus menyembuhkan seorang lumpuh sejak lahir (Kis 3). Gerbang Emas ditutup sejak masa pemerintahan Saladin (abad XII). Menurut tradisi Yahudi, Mesias kelak akan memasuki Yerusalem lewat gerbang ini. Hal ini didasarkan pada nubuat yang tercatat dalam kitab Yeremia. Bunyinya begini : “Kemudian laki-laki itu menuntun aku ke gerbang luar di sebelah timur lingkungan Rumah Tuhan. Gerbang itu tertutup. Tuhan berkata kepadaku, Gerbang ini harus tetap tertutup dan tak boleh dibuka. Tak seorang pun boleh memasukinya, sebab Aku, Tuhan Allah Israel, telah masuk ke RumahKu melalui gerbang ini. Jadi gerbang ini harus tetap tertutup. (Yer 44:1-3). Gerbang Singa ada di sebelah timur Kota Lama. Namanya mengacu kepada ukiran singa pada temboknya. Tetapi gerbang ini bernama lain pula, yaitu Gerbang St. Stefanus yang dibunuh di dekatnya. Gerbang terakhir, di sebelah utara, bernama Gerbang Herodes, karena secara salah dikaitkan dengan Istana Herodes Agung; namanya yang lain : Gerbang Bunga. Gerbang ini pernah ditutup sampai tahun 1875.