BETLEHEM
Kota BersejarahBetlehem adalah sebuah kota mungil di Yudea. Dalam bahasa Arab, nama Betlehem diartikan “rumah daging”, tetapi dalam bahasa Ibrani, artinya “rumah roti”. Untuk pertama kalinya kota ini disebut dalam Kitab Kejadian 35:19 sehubungan dengan Rahel, istri Yakub ; “Setelah Rahel meninggal, ia dikuburkan di sisi jalan yang menuju ke Efrata, yang sekarang bernama Betlehem”. Dari kota ini berasal Raja Daud (1 Sam 17:12) yang melalui Nabi Natan menerima janji Allah mengenai kedatangan Mesias; “Untuk selama-lamanya seorang dari keturunanmu akan memerintah sebagai raja (2 Sam 7:16).Janji ini terlaksana dalam diri Yesus Kristus yang juga lahir di Betlehem. Ketika Kaisar Agustus mengadakan sensus penduduk di seluruh kekaisarannya, Maria dan Yosef berangkat dari Nazaret ke Betlehem, karena mereka berdua adalah keturunan Daud, jadi harus mendaftarkan diri di tempat asalnya. " Ketika mereka disitu tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan kain lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat lain bagi mereka di rumah penginapan" (Luk 2 : 6-7). Di masa kini, Betlehem didiami oleh orang-orang Arab beragama Kristen. Banyak di antara mereka menyibukkan diri dengan produksi berbagai benda agama yang dijual sebagai souvenir di seluruh Israel.
Halaman dan tembok utama Basilika KelahiranPara peziarah harus melewati sebuah halaman luas dan cukup panjang untuk sampai ke Basilika Kelahiran yang bagian luarnya tampak mirip sebuah benteng. Basilika itu diapit oleh tiga biara : Katolik (OFM), Ortodoks Yunani dan Ortodoks Armenia. Dahulu kala ada 3 pintu masuk ke dalam basilika, tetapi sekarang tinggal 1 pintu saja, lagi pula rendah sekali. Tinggi pintu ini atas persetujuan wakil semua agama yang memelihara tempat suci ini, untuk pertama kali direndahkan dengan sengaja semasa Perang Salib, dan untuk kedua kalinya semasa serangan-serangan tentara Turki (abad XVII), agar musuh jangan sampai memasuki gereja dengan kuda-kudanya. Kenyataan historis ini diperindah dengan sebuah interpretasi saleh : "untuk memasuki basilika, para peziarah harus merendahkan diri, Sabda Allah telah menjadi seorang anak kecil bagi manusia, maka manusia pun harus berusaha menjadi kecil di hadapan Allah". Para penghuni Betlehem menamakan pintu ini sebagai "pintu kerendahan hati" karena orang harus tunduk merendahkan diri untuk melaluinya.
Sejarah Basilika Kelahiran YesusTempat kelahiran Yesus diingat baik-baik oleh para penduduk Betlehem, sehingga mereka menghormatinya turun temurun. Namun demi menghina agama Kristen, di tempat itu pada tahun 135, Kaisar Hadrianus mendirikan sebuah kuil dewa Adonis. Gereja pertama di Betlehem didirikan pada awal abad IV (tahun 326) atas prakarsa Kaisar Konstantinus dan ibunya, Helena, setelah terlebih dahulu kuil Adonis itu dirubuhkan.
Pada tahun 529, sebagian Basilika Kelahiran dihancurkan oleh orang-orang Samaria yang memberontak terhadap pemerintahan Kristen Bizantium. Pada tahun 570 basilika direnovasi dan diperluas oleh Kaisar Yustinianus. Pada dasarnya, bangunan ini bertahan sampai sekarang. Waktu Persia menyerang Tanah Suci (tahun 614), semua gereja dan tempat suci Kristen dihancurkan, tetapi Basilika Kelahiran luput, karena tentara Persia melihat pada tembok utamanya sebuah gambar dengan tiga orang Majus yang menyembah Yesus. Berdasarkan pakaian para majus itu, tentara Persia mengakui mereka sebagai warga negaranya sendiri.
Tembok-tembok basilika aslinya dihiasi dengan mosaik-mosaik indah, tetapi sekarang tinggal sisanya saja. Di sebelah kanan basilika terdapat gambar silsilah Yesus Kristus, sedangkan di sebelah kirinya ada gambar ekaristi yang bersumber pada Yesus. Di lantai utama basilika, di tempat yang sedikit lebih rendah dari permukaan lantai, dapat dilihat sisa mosaik yang berasal dari zaman Konstantinus.
*) Sumber : Nazarinus.com, ziarahisrael.blogspot.com.