Siapa memberkati Israel maka Ia akan diberkati ..begitupun sebaliknya (Bilangan 6 : 22-27).
“Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku; biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak jadikan Yerusalem puncak sukacitaku!”- beginilah doa pemazmur sekian abad yang lalu (Mzm 137:5-6 TB). Memang dapat dipahami bahwa Yerusalem terukir dalam hati setiap orang Yahudi secara istimewa. Sebab konon di Bukit Moria, di kota inilah, Abraham mengorbankan Ishak, anaknya. Sebab kota inilah ditetapkan oleh Raja Daud sebagai ibukota negaranya. Sebab di kota inilah Raja Salomo membangun Bait Suci, kediaman Allah. Kota Yerusalem amat bernilai pula bagi umat Kristen. Sebab disinilah Yesus pernah mengajar, disengsarakan, wafat di salib dan bangkit, sambil menggenapkan karya penebusan dunia. Untuk umat Islam, Jerusalem adalah tempat naiknya (miraj) Nabi Muhammad ke surga. Inilah kota tersuci ketiga bagi umat Islam sesudah Mekkah dan Medinah. Selain itu Jerusalem menjadi tempat inspirasi bagi banyak nabi, seniman, penyair dan ilmuwan. Kini Jerusalem menjadi pusat budaya, tempat banyak museum, galeri seni, teater dan universitas. Jerusalem masa kini adalah kota yang amat moderen. Namanya yang indah searti dengan Kota Damai.
SEJARAH KOTA JERUSALEM
Para penduduk pertama kota ini (dulu namanya Ur-salem), yaitu kaum Yebus, tinggal di bukit di sebelah selatan Bait Suci; tempat itu bernama Ofel. Pada tahun 1000 SM, kota mereka ditaklukkan oleh Raja Daud. Di Bukit Muria yang dibelinya dari kaum Yebus, Daud mendirikan sebuah mezbah bagi Allah, lalu memindahkan Tabut Perjanjian ke sana. Salomo, anak Daud, juga memilih Bukit Moria sebagai tempat Bait Suci I yang didirikannya pada tahun 950 SM.
Sesudah meninggalnya Raja Salomo, kerajaan kesatuan yang berhasil didirikan oleh Daud, pecah menjadi Kerajaan Israel (di sebelah utara) dan Kerajaan Yehuda (di sebelah selatan). Pada tahun 722 SM, Kerajaan Israel yang di utara itu segera ditaklukkan oleh Asyur dan dijadikan salah satu propinsinya. Kerajaan Yehuda bertahan sampai tahun 587, ketika Nebukadnezar, raja Babel, merebut Yerusalem, merampas kota itu, menghancurkan Bait Suci serta membawa ribuan orang Yahudi ke pembuangan
Pembuangan itu berlangsung selama 50 tahun saja. Koresy, raja Persia, yang mengalahkan Babel pada tahun 538 mengizinkan orang-orang Yahudi kembali ke negerinya untuk membangun kembali Bait Suci serta tembok-tembok Yerusalem. Para buangan itu dipimpin oleh Zerubabel, Nehemia dan Ezra. Mereka berhasil membangun kembali Baitu Suci pada tahun 515, sedangkan tembok kota Yerusalem – pada tahun 446 SM. Para penguasa Persia yang menjajah mereka pada waktu itu ternyata cukup toleran. Tetapi situasi ini berubah setelah bangsa Yahudi mulai dijajah oleh bangsa Yunani akibat kemenangan-kemenangan cemerlang Aleksander Agung dan tentaranya (tahun 333 SM).
Sayangnya, beberapa penguasa Yunani itu memaksakan budayanya dan berusaha sekuat tenaga supaya agama Yahudi hilang dari permukaan bumi. Pemberontakan melawan mereka timbul setelah Raja Antiokhus Epifanes IV menyatakan diriinya dewa dan menyuruh orang-orang Yahudi menyembahnya. Pemberontakan yang dikenal sebagai Revolusi Para Makabe itu menghasilkan semacam independensi bangsa Yahudi. Para penguasa Yunani diusir dari Yerusalem pada tahun 164 SM, sedangkan kuasa mereka beralih ke tangan tokoh-tokoh Yahudi dari dinasti Hasmonides. Tetapi kemerdekaan bangsa Yahudi berakhir setelah Jenderal Pompeius mengepung dan menaklukkan Yerusalem pada tahun 63 SM.
Raja Herodes Agung I yang pandai menjilat penguasa baru dari Roma itu, diangkat menjadi raja Yahudi pada tahun 37SM. Pada akhir pemerintahannya lahirlah Tuhan Yesus. Walaupun dibenci oleh rakyatnya, Herodes sangat berjasa sebagai bapak pembangunan. Salah satu karyanya yang megah ialah perluasan Bait Suci. Pada tahun 70, akibat berbagai pemberontakan Yahudi, tentara Roma menghancurkan Yerusalem, termasuk Bait Suci. Pemberontakan selanjutnya dipimpin pada tahun 132-135 oleh Bar-Kokhba yang gagah berani. Namun akibat pemberontakan itu Kaisar Hadrianus membumiratakan Yerusalem dan melarang orang-orang Yahudi tinggal di kota itu untuk selama-lamanya. Di atas reruntuhan kota Yerusalem didirikan kota baru yang sepenuhnya kafir dan diberi nama Aelia Capitolina. Sejak itu Tanah Suci diberi nama Palestina (dari kata Filistin yang sulit dilafalkan oleh orang Roma). Pada awal abad IV Kaisar Konstantinus menjadi Kristen. Sejak itu Tanah Suci, khususnya Yerusalem mulai diperhatikan secara khusus. Mula-mula oleh Helena, ibunda sang Kaisar. Ia mengunjungi Tanah Suci pada tahun 326 dan mendukung pembangunan Basilika Makam Suci dan Basilika Bukit Zaitun. Pada tahun 614, Palestina, yang sejak abad IV berada di bawah kuasa Bizantium, diserang oleh tentara Persia di bawah pimpinan Khosroes II. Tentara itu menghancurkan hampir semua tempat suci Kristen dan membunuh banyak orang Kristen. Keadaan Yerusalem pulih kembali setelah Bizantium, pada tahun 629, merebut kembali Tanah Suci dari tangan Persia.
Namun begitu mulai dibangun kembali, Tanah Suci diserang lagi, kali ini oleh Kalif Omar yang berhasil memasuki Yerusalem pada tahun 637. Para penduduk kota Jerusalem menyerah sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati sebelumnya. Omar adalah penguasa yang toleran dan para penggantinya berusaha mempertahankan sikap itu, sehingga Tanah Suci mulai lagi diziarahi umat Kristen dari berbagai penjuru dunia. Tempat-tempat Suci yang hancur atau rusak, dibangun kembali. Tetapi Tanah Suci semakin banyak dihuni orang-orang Arab beragama Islam yang lama kelamaan semakin memusuhi umat Kristen.
Pada waktu pemerintahan Abdul Al Malik (685-705), di Yerusalem didirikan Masjid Qubbet As-Sakhra (=Kubah Cadas) dan Masjid Al-Aksa. Pada waktu pemerintahan Al-Hakim (996-1021), umat Kristen di Yerusalem mulai dianiaya. Basilika Makam Suci dihancurkan. Aniaya yang amat mengerikan terhadap umat Kristen berakhir baru pada tahun 1021 bersamaan dengan meninggalnya Al-Hakim. Pada tahun 1070, Yerusalem dikuasai oleh dinasti Seljuk dari Turki. Pemberontakan para penduduk Yerusalem terhadap penguasa Turki berakhir dengan pembantaian. Pada tahun 1099 datanglah tentara Perang Salib dari Eropa untuk membebaskan tempat tempat suci Kristen dari tangan Islam. Mereka merebut Yerusalem, membunuh para penduduk beragama non-Kristen, mengubah semua Masjid menjadi gereja, dan langsung mulai membangun kembali Basilika Makam Suci. Sejak itu Yerusalem menjadi
kota bebagai gereja dan biara hingga tahun 1187, ketika Saladin, panglima tentara Islam, merebut Yerusalem lagi. Ia langsung memerintahkan diadakannya renovasi Masjid Al-Aksa dan membersihkan kota Yerusalem dari unsur-unsur Kristen. Dalam tahun 1229-1244 Yerusalem menjadi ibukota Kerajaan Yerusalem. Sejak tahun 1250 Yerusalem dikuasai oleh dinasti Mameluk (Arab). Mulai dari tahun 1516, Yerusalem berada di bawah kuasa dinasti Ottoman yang beragama Islam. Wangsa itu sesungguhnya meliputi suku-suku Turki nomadik, dan pendirinya ialah Osman.
.
Dalam tahap awalnya, dinasti ini mendukung pembangunan Yerusalem, tetapi di kemudian hari para penguasanya sama sekali tidak peduli akan Palestina. Keadaan Yerusalem semakin memprihatinkan. Pada pertengahan abad XIX jumlah penduduknya mencapai 11 ribu orang saja. Tetapi pada abad itu juga pengaruh Kristen di Yerusalem semakin terasa. Sejak tahun 1881 cukup banyak perantau Yahudi mulai kembali ke Tanah Suci.
Dalam tahap awalnya, dinasti ini mendukung pembangunan Yerusalem, tetapi di kemudian hari para penguasanya sama sekali tidak peduli akan Palestina. Keadaan Yerusalem semakin memprihatinkan. Pada pertengahan abad XIX jumlah penduduknya mencapai 11 ribu orang saja. Tetapi pada abad itu juga pengaruh Kristen di Yerusalem semakin terasa. Sejak tahun 1881 cukup banyak perantau Yahudi mulai kembali ke Tanah Suci.
.
Sehabis Perang Dunia II, Yerusalem menjadi ibukota Protektorat Palestina di bawah kuasa Inggris. Pada tahun 1947, PBB memerintahkan Yerusalem dijadikan zona Internasional, tetapi keputusan itu tidak pernah diwujudkan. Pada tahun 1948-1949, selama perang Israel-Arab, Yerusalem hancur, dan sesudahnya dijadikan dua bagian : Israel dan Yordania. Yordania mendapat Kota Lama dan hampir semua tempat suci, termasuk Qubbet As-Sakhra, Masjid Al Aksa serta Basilika Makam Suci. Di tengah kota Yerusalem didirikan tembok pemisah yang memisahkan para penduduk kota itu selama 19 tahun.
Sehabis Perang Dunia II, Yerusalem menjadi ibukota Protektorat Palestina di bawah kuasa Inggris. Pada tahun 1947, PBB memerintahkan Yerusalem dijadikan zona Internasional, tetapi keputusan itu tidak pernah diwujudkan. Pada tahun 1948-1949, selama perang Israel-Arab, Yerusalem hancur, dan sesudahnya dijadikan dua bagian : Israel dan Yordania. Yordania mendapat Kota Lama dan hampir semua tempat suci, termasuk Qubbet As-Sakhra, Masjid Al Aksa serta Basilika Makam Suci. Di tengah kota Yerusalem didirikan tembok pemisah yang memisahkan para penduduk kota itu selama 19 tahun.
Pada tanggal 5 Juni 1967, sesudah artileri Yordania menembaki bagian Yerusalem yang dihuni oleh orang-orang Yahudi, pecahlah perang baru. Dalam 48 jam orang-orang Yahudi mencaplok Kota Lama Yerusalem, menghancurkan tembok pemisah, lalu mulai membangun semua obyek yang sempat dihancurkan oleh Yordania di wilayah Kota Lama. Sejak itu orang-orang Yahudi boleh kembali ke Tembok Ratapan sesudah 2 ribu tahun menanti-nanti saatnya untuk dapat meraba dan menciumnya dengan hormat. Selama 2 ribu tahun itulah orang-orang Yahudi biasa berkata-kata : “Tahun depan di Yerusalem !” , dan harapan untuk kembali ke Sion akhirnya menjadi kenyataan.
DAERAH BAIT SUCI YAHUDI DAHULU
Lapangan luas (bagian barat yang panjangnya 491 m, bagian timur yang panjangnya 462 m, bagian utara yang panjangnya 310 m, bagian selatan yang panjangnya 281 m) di mana kini berdiri Masjid Al-Aqsa dan Dome of the Rock, bernama Al Haram As-Syarif. Cadas suci di lapangan ini, yang kini terletak di bawah kubah masjid, di zaman dulu merupakan puncak bukit yang secara populer dinamakan Bukit Moria untuk memperingati korban Abraham (bdk. Kej 22:1-19). Di masa pemerintahan Raja Daud, bukit ini adalah milik seorang Yebus bernama Arauna. Ia memakainya sebagai tempat pengirikan gandum. Bukit itu dibeli oleh Daud dari Arauna, lalu di atasnya didirikannya mezbah bagi Tuhan dan dipersembahkannya kurban bakaran serta kurban perdamaian.
Ceritanya dapat dibaca dalam kitab kedua Samuel, bab 24. Sejak itu Daud ingin mendirikan Bait Suci di atas bukit tersebut, tetapi rencana itu berhasil diwujudkan baru oleh Salomo, anaknya pada tahun 950 SM (kadang-kadang disebut tahun lain pula). Bait Suci I itu dihancurkan oleh tentara Babel pada tahun 586, tetapi didirikan kembali oleh Zerubabel pada tahun 516. Bait Suci II tidak seindah yang pertama. Karena itu Raja Herodes yang ingin dicintai oleh bangsa Yahudi dan berbuat apa saja supaya bangsa itu lupa bahwa ia seorang Idumea, pengagum budaya Yunani dan seorang kriminalis, mulai memikirkan pembangunan Bait Suci di Bukit Muria itu.
Pekerjaan itu dilakukan oleh puluhan ribu tukang, sedangkan ribuan orang Lewi mempelajari teknik membangun tembok. Lapangan Bukit Muria diperluas di sebelah utara dan dari semua sudut dikelilingi oleh pelataran, kecuali sebelah barat laut di mana berdiri Benteng Antonia. Pelataran timur bernama Pelataran Salomo, yang di sebelah selatan bernama Pelataran Rajawi. Setiap pelataran mencakup 4 deretan tiang setinggi 8 m. Orangorang kafir boleh berdoa di sebuah lapangan khusus yang dimasuki dengan melewati pelataran luar tadi. Mereka tidak boleh memasuki bagian yang dikhususkan bagi bangsa Yahudi saja. Hal ini diingatkan lewat tulisan dalam bahsa Yunani dan Latin yang ditempatkan pada 13 tiang.
Bila mereka memasuki daerah terlarang, mereka dihukum mati. Bangunan utama Bait Suci di sebelah timur mencakup sebuah lapangan yang dikelilingi dengan tembok. Lapangan itu dapat dimasuki lewat 9 gerbang : 4 di sebelah utara, 4 di sebelah selatan dan 1 di sebelah timur. Gerbang yang terakhir itu paling indah dan dikenal sebagai Gerbang Korintus. Gerbang itu kiranya sama dengan yang disebut “Pintu Indah” (bdk. Kis 3:2). Lapangan itu terbagi dua; yang satu dikhususkan bagi kaum wanita Yahudi dan yang lain bagi kaum pria. Bagian barat sekitar mezbah pembakaran hanya boleh dimasuki para imam.
Di sebelah barat dari mezbah ada Bait Suci yang sesungguhnya. Pembangunan bagian utama Bait Suci itu berhasil dilakukan oleh Herodes dalam 8 tahun. Tetapi pembangunan bagian-bagian lain berlangsung lama sekali. Menjelang wafatnya Tuhan Yesus, pekerjaan di daerah Bait Suci belum selesai. Sambil memandang kemegahan segala bangunan itu, Tuhan Yesus berkata, Apakah kalian melihat semuanya itu ? Ketahuilah, tidak ada satu batupun dari bangunan-bangunan itu akan tinggal tersusun pada tempatnya. Semuanya akan dirobohkan (Mat 24:2). Bait Suci Yahudi itu disebut dalam injil berkali-kali. Di situlah Zakharia mengalami penglihatan Malaikat Tuhan (Luk 1:8-22).
Maria mempersembahkan Yesus di Bait Suci itu (Luk 2:22-40). Yesus yang masih remaja bercakap-cakap dengan para ahli kitab di tempat itu (Luk 2:22-40), menyucikan Bait Suci (Yoh 2:13-22) dan di situ mengamati seorang janda yang mempersembahkan seluruh nafkahnya demi kemuliaan Allah (Luk 21:1-4). Nubuat Yesus tentang Bait Suci menjadi kenyataan pada tahun 70. Yerusalem dihancurkan, sedangkan Bait Suci dibakar. Pada tahun 132 Bar-Kokhba memimpin lagi pemberontakan Yahudi terhadap Roma.
Pada tahun 135 Kaisar Hadiranus sekali lagi bertindak secara kejam terhadap bangsa Yahudi. Di tempat berdirinya Bait Suci, ditempatkannya patung kuda. Julianus Apostata (361-362) berusaha membangun Bait Suci kembali, tetapi pekerjaan dihentikan karena nyala api yang konon keluar dari dalam tanah. Sejak itu lapangan Bukit Muria terlantar. Umat Kristen menghindari tempat ini sebagai tempat yang pernah dikutuk oleh Yesus. Daerah itu akhirnya menjadi tempat pembuangan sampah, dan begitulah keadaannya sampai datangnya orang-orang Arab ke Yerusalem. Mereka memandang Bukit Muria sebagai tempat yang disucikan oleh kehadiran Nabi Muhammad, sehingga mendirikan di atasnya salah satu masjid terindah di dunia Islam.
Masjid sekarang didirikan pada tahun 691 oleh Abdul Malik yang menggantikan sebuah masjid kecil yang berdiri di situ sejak tahun 636. Pada tahun 1099 para pejuang Perang Salib mengubah Kubah Cadas (yang secara kurang tepat disebut Masjid Omar) menjadi sebuah gereja dengan nama Templum Domini (=Gereja Tuhan). Namun pada tahun 1187, sesudah Yerusalem direbut oleh Saladin, salib emas yang ditempatkan di atas kubah masjid disingkirkan, dan sejak itu masjid itu sepenuhnya di tangan umat Islam. Tetapi masjid sekarang mengalami pemugaran berulang kali selama 13 abad.
1 komentar:
TUHAN menjawab dengan kata-kata yang ramah dan yang menghiburkan: "Sangat besar usaha-Ku untuk Yerusalem dan Sion,...........Aku kembali lagi kepada Yerusalem dengan kasih sayang. Rumah-Ku akan
didirikan pula di sana,..............Kota-kota-Ku akan berlimpah-limpah pula dengan
kebajikan, dan TUHAN akan menghiburkan Sion dan akan memilih Yerusalem pula."
Posting Komentar